Posts

FAJAR

Image
bayi adalah semacam dongeng dari angkasa doa dan pengharapan dan burung bangau di jendela, datang pada hari yang sangat diharapkan bayi adalah semacam cerita lahir dari lautan sabar dan keikhlasan dan kuda berderap di beranda pada hari yang dijanjikan Jl. Gumuruh, Kamis, 16 Mei 2013, 12:19; revisi 7 April 2015

DREAM ON, AEROSMITH

Setiap kupandang kaca seluruh garis wajahku semakin nyata yang silam sirna pergi, bagai senja menjelang pagi begitu bukan setiap orang punya tugas untuk ditunaikan 25 Desember 2014

KOTA

Image
Flood in the city, Huong Hoang Xuan, fineartamerica.com seperti dirimu yang mudah bahagia kota juga bisa gampang bersedih Bandung, 17 Januari 2013

KARENA

Image
— ♪♫ “Because” , The Beatles karena bumi berputar, aku nanar karena angin mabuk, benakku berkecamuk karena langit biru, aku jatuh haru   Jl. Gumuruh 38, Selasa, 18 Desember 2012, 15:33

Catatan Atas Sajak "Perempuan" Ready Susanto

Image
Oleh: Abd. Naddin Hj Shaiddin (wartawan Utusan Borneo , Sabah, Malaysia) PEREMPUAN Perempuan yang menuntun rindunya di meja-meja makan berapa banyak yang telah ia tawan dan terpikat pada racun hidangan perempuan yang mengusung kecewanya ke pesta-pesta berapa banyak yang telah ia hantarkan dalam kemabukan perempuan yang membawa sepinya ke lautan berapa kapal yang telah ia hanyutkan dan hempaskan ke karang-karang Ready Susanto, 2006 Berdepan dengan `perempuan yang rindu’, `perempuan yang kecewa’, `perempuan yang sepi,’ bagi penyair Ready Susanto, sama berbahaya. Apatah lagi jika perempuan yang dimaksudkan itu `menuntun rindunya di meja-meja makan,`mengusung kecewanya ke pesta-pesta’ dan paling berbahaya ialah `perempuan yang membawa sepinya ke lautan. Barangkali jika sekadar di meja-meja makan,risikonya hanya `terpikat racun hidangan’. Jika sekadar di pesta-pesta, risikonya hanya pulang dalam kemabukan. Tetapi `perempuan yang membawa sepinya ke lautan, berapa kapal yang telah ia hanyutk

ALBUM LAMA: TUBAGUS ISMAIL

— Seraya teringat Tuan Poespo Di sana sejarah menunggumu dengan selembar sketsa, peta jalan yang kugambar di halaman kosong di belakang buku logika. Kau ingatkah doktor filsafat kita yang gelarnya lebih dari tiga? Ia menuntun kita menafsir rasa sedih, yang dimekarkan di sekujur jalan sejak pagi, ketika petugas jaga baru saja bubar dan pulang selepas dinihari. Sketsa yang buram, warnanya cokelat menua (aku mungkin pakai pensil merek murah, ya?) . Semurah itukah engkau memberi harga ketukan di pintu kamarmu? (Meski dengan senyuman terkembang yang selalu saja kurasa tak ternilai mahalnya). Jalan sepenggal yang tergambar di sana, seperti tubuh yang kaku, dengan satu ujung bercabang ke utara. Simpang utara yang bercabang marah dan ragu. Engkau akan temukan persinggahan di pengujung yang satu, tempat yang selalu penuh sedih dan haru. Aku menafsirkan kembali sketsa rasa sedih itu untukmu, dengan gelak dan mimik yang terlucu. Dan engkau pun menangis, sia-sia kukatakan padamu untuk menunggu pet

BACA PUISI TANGISAN PADANG BERI KEINSAFAN KEPADA MASYARAKAT

Oleh FHQ Barangkali tidak ada yang dapat mengubati duka nestapa yang dialami mangsa gempa bumi di Padang Sumatera Barat 30 September lalu. Gempa bumi berukuran 7.6 skala richter yang mengorbankan ribuan nyawa itu bukan saja menggegarkan Sumatera malah turut menggegarkan hati nurani penulis dan penyair di Kota Kinabalu, Sabah. Puluhan penyair di Kota Kinabalu berhimpun untuk majlis Baca Puisi Teluk Likas- Tangisan Padang-, anjuran Ikatan Penulis Sabah (IPS) dengan kerjasama Dewan Bahasa dan Pustaka (DBP) Cawangan Sabah. Mereka mengungkapkan keprihatinan mereka terhadap tragedi itu sambil berpuisi. Pembacaan puisi dimulakan dengan penampilan deklamator Ali Amat Anas yang membacakan puisi Ready Susanto, penyair dari Bandung yang mengirimkan puisi untuk dibacakan dalam majlis itu berjudul Suatu Padang . dan tibalah jua aku di suatu padang, reruntuh gedung dan ribuan orang berpulang menjumpaimu, suatu pertemuan belum terlunaskan Gedung-gedung runtuh dan ribuan manusia terkorban merupakan su