Posts

Showing posts from January, 2007

SESEORANG MENUNGGU

- Menoel apakah inti hidup itu menunggu seperti hakikat menua adalah menjadi sepi? aku menunggu kereta lalu jentera besi berdesis dan dari dua batang rel memercik api rindu kereta berderap lagi, lagi, dan lagi tak satu pun jurusanku sementara dari sekian pintu bertemperasan seribu sepatu tak sebersit pun bayanganmu ah, kerinduan setengah dari kehidupan, engkau mengutip ujaran dari buku entah yang mana aku pun masih menunggu di stasiun yang kini mati menua bersama gelimang cahaya menanti kereta paling akhir yang mungkin jurusanku Citamiang, 31 Januari 2007

CINTAKU PUN

cintaku pun bungkam seperti batu di dasar bengawan cuma mendengar desir rindu di sebujur waktu yang berlari cintaku pun diam seperti elang di tubir jurang hanya menatap desau ragu pada kenangan yang sembilu cintaku pun melambai padamu menumpang bahtera pertama bertolak melayari sunyi cuma tinggal sepatah janji kirim isyarat jika angin mati : ia menunggu dengan sabar dan keras hati Citamiang, 31 Januari 2007

SEPUCUK PESAN MERAH JAMBU

ini pagi yang mimpi kantuk masih bertakhta dalam sungging senyummu pagi lain yang tak biasa pagi yang mimpi tarian angsa menjejali udara zikir sekalian malaikat bergema, bergema “ de javu ”, kataku “hari yang pernah kutahu,” katamu ah, bagaimana tak kau tahu rasa sayang yang tumbuh kembang sajak yang terulang-ulang gerimis menjenggut lengan jaket biruku sepilar payung tak kuasa memagari derasnya kenangan “hari yang selalu,” katamu “romansa tak kenal ketika,” kataku bagaimana, bagaimana bisa kekasihku arloji melaung dalam surat-suratku yang terbakar catatan harian menggenangi ponsel tumpahruah di sekujur pesan yang tak kunjung pudar “aku masih bermimpi,” katamu tersenyum serupa bayi “tidur, tidurlah,” kataku ingin setia seperti pertapa pagi yang sungguh mimpi ini 21 Januari hari yang bermandi melati Manglayang, 21 Januari 2007

MENJELANG 40

— bagi IS petang masa remaja begitu indah seperti kisah selalu ingin diputar bersama serupa kenangan melesat menginterupsi tidur malam tapi yang silam tak bisa utuh terpilah celah, tersayat hasrat musim tak selalu sama kemarau bertekuk pada hujan hujan bertelut pada panas yang ditorehkan bersama sungguh, bisa sejenis bahagia, bisa pula sekadar luka Bandung, 7/8/2006—15/1/2007

ISTANA KUE

Image
zara, “ini istana kue!” wajahmu memerah apel muda rambutmu lempang ekor kuda pagi ini kita akan pergi ke kerajaan kue sehari istana dilingkung hutan langking menaranya tangkai ceri anak tangganya repih cokelat zara, “ini kerajaan kue!” merah ceri seceria lincah jari kerat cokelat segelap pagi menyemburat siang ini kita berlari ke adonan tepung berpucuk nyala api mandi lumpur di tengah gerimis kelak akan menjadi mimpi manis zara, “ini dunia kue!” nyala yang ingin melingkup semesta tapi sadar batasnya cahaya sore ini kita mencari remah-remah tersisa seserpih cokelat sesomplak ceri bekal buat kemudian hari zara, “ini penjara usia!” bayang-bayang yang memanjang mendekat senja Pasir Tanjung-Manglayang, 24-25 Desember 2006

GEMINTANG BERDESIR

seperti suara para nabi memanggil di sela pasir gemintang berdesir angin mengalun nyanyi sejarah Arafah, Jabal Rahmah : o, Ibu Hawa Al-Firdaus, 31 Desember 2006/ 10 Zulhijjah 1427 H; 00:12