Posts

Showing posts from April, 2007

WILAYAH KABUT

Image
aku tetap menanti di teras yang sepi meski sujudku gagal doaku banal Tatar Pitaloka, 15 April 2007; 03:59

WILAYAH MELANKOLI

— SHP, LM, EJ, YTs.... dst. Yesterday, love was such an easy game to play Now I need a place to hide away.. (The Beatles) Lennon-kah yang datang selarut ini? Padahal cinta sudah ditembak mati, mungkin tadi, pagi-pagi sekali. Ono menangis: telah kusaksikan segala perih, kakak. Semua telah kusaksikan. Kita telah telanjang bersama waktu, berdua saja dalam etalase kaca. Mengapa ada orang yang tega menembak mati cinta? Tapi cinta tak pernah benar-benar mati, adik. Dia bersembunyi ke rumah pohon masa kecilnya, lari dari peluru yang menyobek hati. Menenteramkan resah dari perang yang tak sudah. Kini dia datang memancar-mancar dalam cahaya biola, di ruang berkaca. Dan kita tersergap melankoli, ingin ditembak mati, sekali lagi. Memang cinta tak bisa benar-benar mati, kakak. Dia cuma mengungsi ke taman mimpinya yang mungil, di belahan hati mana tak ada peta. Meredakan kenang dari harapan yang membuncah, seperti gedebur air di kolam sebelah, memecah. Kini dia datang lewat jari kabut yang mengetuk

WILAYAH MIMPI

duh, taman mimpi yang mungil di wilayah hati mana harus kuletakkan biar tak terpencil dan tetap mewangikan Citamiang, 14 April 2007; 10:05

ALBUM: CISANGKUY

Image
Siapakah yang kau nanti di sudut itu? Bangku cokelat, petang menjelang. Langit sebentar jadi buram, cuaca suka-suka. “Mungkin tak banyak lagi waktu,” katamu. Dan jika pesan itu terkirim sudah, saatnya pun akan tiba. Dia akan terbang, sayap waktu di pundaknya berkepak tanpa ragu. (Dan aku pun bersicepat, mengejar saat yang sekelebat. “Mungkin tak banyak lagi waktu,” bunyi pesan di ponselku.) Mengunyah pedas kehidupan, matamu rerimbun daun di taman seberang. Berapa rindu telah kau lewati di kini? Menanti pesan dalam sendiri, memamah takdir pelan-pelan. Sesayup apa duka yang menggantung di dahan-dahan? Payung nasib begitu rindang. (Dan aku mengemudikan angin, sahabat lama. Ia pun berharap menemuimu di bangku cokelat, saat petang mulai menjelang.) Siapa yang menggelepar di sampingmu? Mengelus pundak selembut karib lama: angin.. Diakah yang datang dari masa lalu itu. Lengannya melipat tahun-tahun, tatapannya menggulung jalan-jalan, pesannya secemerlang kristal hujan. Siapa gerangan mengunda

SYAIR LAGU POP

Image
terombang-ambing di laut kenang lunas sampanku berlubang belum kujumpa perbatasan : cinta dan sayang aku tahu sudah : aku telah karam Manglayang, 1 April 2007; 21:39

ENGKAUKAH

engkaukah laut, deburmu merindu kelip lampu engkaukah angin, bersiut rawan pada dahan engkaukah sampan, terkenang rindu pelabuhan Tj Pinang, 24 Maret 2007; 10:37