Posts

Showing posts from March, 2008

BANDARA CHANGI, SINGAPURA

— bersama Rini, Lilis… Seperti semangkuk laksa Singapura, hidup cuma transit. Di selembar peta, dari kota ke kota. Orang-orang duduk di depanmu, dengan secangkir teh hangat, dengan ingatan yang tercekat. Apa artinya menunggu? Lima, tujuh jam bersama suara, “Pesawat nomor penerbangan anu, tujuan anu, di gerbang anu.” Lalu, kita bergegas menenteng tas, membaca tanda di gerbang anu, pesawat anu, tujuan anu. Aduhai, akhirnya kau tahu, semua cuma perjalanan dari rindu ke rindu. Seperti semangkuk kacanghijau di kedai kecil itu, hidup cuma sesingkat gerimis. Di lembaran sejarah, dari peristiwa ke peristiwa. Orang-orang bercakap di sekitarmu, dengan segelas kopi susu, dengan kenangan yang ungu. Apa artinya bersama? Lima, enam jam di sana, lalu: “Sudah terlampau malamkah semua?” Dan kita menerobos hujan, mencoba setia pada kenyataan. Aduhai, akhirnya aku tahu, semua cuma persinggahan dari ragu ke ragu. Duduk di sini: semangkuk laksa Singapura dan secangkir teh yang mulai hilang hangatnya. Engka

PROMENADE, CIHAMPELAS

— bersama Rini, Lilis… lewatlah sehari sudah kisah-kisah yang bersimpang negeri-negeri yang jauh di seberang masa yang jauh dikenang sekejap ingatan di sofa “aku ingat rambutmu” “aku ingat ransel jelekmu :-)” “kamu ingatkah?” “aku? entahlah” tuntas semua hidangan : obrolan, kenangan kita pergi lagi menemuinya yang duduk menunggu terkantuk-kantuk waktu keberangkatan akan datang sebentar lagi pukul empat petang lewatlah semalam ketika hujan renyai tak henti-henti juga sudah terlampau larut untuk cakap apa-apa untuk dapat ‘ngerti perasaan apa 28 Februari 2008; 16:32

MITOLOGI GERIMIS

surat-surat yang terkasih kau simpan selalu dalam peti terkunci lantaran takut waktu menyelinap mencurinya pergi tapi suatu pagi anginlah (yang kau kira setia) diam-diam membawanya Pandora, Pandora saat gerimis pun tiba surat-suratku beserpihan malapetaka bukan lagi rahasia Manglayang, 17-22 Februari 2008

MITOLOGI ULAR

sesuatu yang tak sepenuhnya kutahu jatuh dari pohon waktu ularkah itu? desis yang menjulur jauh dalam tidurku menggelingsir dalam taman sunyi begitu pagi itu, aku menyeduh puisi untukmu Manglayang, 17 Februari 2008; 17:13