ISTANA KUE

















zara, “ini istana kue!”
wajahmu memerah apel muda
rambutmu lempang ekor kuda


pagi ini kita akan pergi

ke kerajaan kue sehari

istana dilingkung hutan langking

menaranya tangkai ceri

anak tangganya repih cokelat


zara, “ini kerajaan kue!”

merah ceri seceria lincah jari

kerat cokelat segelap pagi menyemburat


siang ini kita berlari

ke adonan tepung berpucuk nyala api

mandi lumpur di tengah gerimis

kelak akan menjadi mimpi manis


zara, “ini dunia kue!”

nyala yang ingin melingkup semesta
tapi sadar batasnya cahaya

sore ini kita mencari

remah-remah tersisa

seserpih cokelat sesomplak ceri

bekal buat kemudian hari


zara, “ini penjara usia!”

bayang-bayang yang memanjang

mendekat senja


Pasir Tanjung-Manglayang, 24-25 Desember 2006

Comments

Giel said…
Malam Mas Rea, gil jadi inget keponakanku .. namanya Nazhara, biasa di panggil Zara.... hehehe... tapi masih kecil, kelas 2 SD...
btw Mas, penasaran aja... nama tempat postingannya itu rasanya gil gak asing... gil pindah dari cikaso ke suka asih di tahun 1985. Dulu pernah gil jalan kaki ke puncak manglayang... dan temen2 kampus banyak juga orang bubat-nya.. hehehehe
Ready Susanto said…
Memang ga asing buat orang Bandung.. Kantorku dulu di daerah Bubat.. rumahku di daerah Cileunyi, di kaki gn manglayang. Zara itu memang anak-anak, tokohnya ada, tapi dia semacam sahabat imajinerku juga. Thx komennya

Popular posts from this blog

BACA PUISI TANGISAN PADANG BERI KEINSAFAN KEPADA MASYARAKAT

Catatan Atas Sajak "Perempuan" Ready Susanto