SEPUCUK PESAN MERAH JAMBU

ini pagi yang mimpi
kantuk masih bertakhta

dalam sungging senyummu

pagi lain yang tak biasa


pagi yang mimpi

tarian angsa menjejali udara

zikir sekalian malaikat

bergema, bergema


de javu”, kataku

“hari yang pernah kutahu,” katamu

ah, bagaimana tak kau tahu

rasa sayang yang tumbuh kembang

sajak yang terulang-ulang


gerimis menjenggut

lengan jaket biruku

sepilar payung tak kuasa

memagari derasnya kenangan


“hari yang selalu,” katamu

“romansa tak kenal ketika,” kataku

bagaimana, bagaimana bisa

kekasihku


arloji melaung

dalam surat-suratku yang terbakar

catatan harian menggenangi ponsel

tumpahruah di sekujur pesan

yang tak kunjung pudar


“aku masih bermimpi,” katamu

tersenyum serupa bayi

“tidur, tidurlah,” kataku

ingin setia seperti pertapa


pagi yang sungguh mimpi

ini 21 Januari

hari yang bermandi melati


Manglayang, 21 Januari 2007

Comments

Anonymous said…
yang ini beda, re. beda dengan kebanyakan puisimu yang lain. (sapto)

Popular posts from this blog

BACA PUISI TANGISAN PADANG BERI KEINSAFAN KEPADA MASYARAKAT

Catatan Atas Sajak "Perempuan" Ready Susanto