TIGA CATATAN HARIAN

/1/
Jum’at, 23 Maret 2007; 20:44:41

Pada jejak mana engkau terkenang? “Adakah di tengah keramaian, cahaya lampu, dalam gelak tawa, kerinduanmu mengalir pada semilir angin, tatapan sendu, nyanyi sunyi. Adakah?” Jalan-jalan menjulur dari rerimbun silam. Lalu, engkau renggut aku dari rimba hitam. “Mari, singkirkan takut, jelajahi lagi sesal bersama-sama.” Dan kita pun berdua pergi bersampan, menjelajahi malam, mengalir jernih dalam kata-kata sebening sungai, dipandu ribuan gemintang.

Inilah biografi penyesalan, kataku membuka kelam. “Mengapa aku harus tulis masa silam?” Engkau duduk di ujung sampan, menatap bayang meteor yang jatuh ke lubuk sungai. Tanganmu menggigil, seperti ranting rapuh yang sendiri, diterpa angin dari musim ke musim. Selalu kerinduan yang jadi sandaran. Sementara aku di sini mencatat saja, mengusir duka dengan duka berikutnya. Katamu, dapatkah, dapatkah?

“Sebenarnya, sia-sialah aku mengusir duka. Bahkan cahaya lampu, cuma sepisau rindu!” Sampan terombang-ambing laut pasang, cahaya lampu ditelikung laut yang jelaga. Di marina orang-orang berpesta, musik menggila, kembang api menyala. Lampu-lampu meliuk diterpa suara, kapal pesiar terdiam digigit kelam.

/2/
Sabtu, 24 Maret 2007; 02:41:33

Akhirnya dongeng yang kau bacakan itu usai: penunggang naga, pangeran, dan putri. Menyingkirlah! Tinggal engkau: Sè mor’ranr ono finna. Aku terbuai, setengah mimpi, separo imajinasi: Un du evarínya ono varda.*) Ah, menanti. Kapan sang putri akan kembali.

/3/
Minggu, 25 Maret 2007; 05:58:44

Seperti katamu, “perasaan bagai laut,” pasang-surut.
Seperti kataku, “masa lalu bagai mambang,” menebarkan bimbang.
Lalu, “mengapa aku hanyut?”
Lantas, “pada siapa engkau takut?”

Televisi menyanyi: sebegitu dekatkah aku, hingga engkau kesepian?
Televisi menyanyi: sebegitu jauhkah engkau, hingga aku kehilangan?

Batam, Maret 2007





-----------
*) Dari Eldest, novel fantasi karya Christopher Paolini, artinya “Semoga engkau menemukan kedamaian” dan “Dan bintang-bintang menjagamu.”

Comments

Anonymous said…
kata hanya pengejawantahan makna, melaluinya kita peka. puisina keren. Keep on move.
lam kenal yaa -- may--
http://ordinaryone.wordpress.com

Popular posts from this blog

BACA PUISI TANGISAN PADANG BERI KEINSAFAN KEPADA MASYARAKAT

Catatan Atas Sajak "Perempuan" Ready Susanto