WILAYAH KENANGAN

: Poemsession denganmu

/1/
Alangkah manis cinta, katamu. Waktu kubacakan tentang mawar putih yang kusemat di dahi dan tersipu. Matamu kelam memeluk ingatan (di seberang manakah?).

Alangkah pahit, katamu. Waktu kudendangkan kesedihan yang jadi hantu hari ini. Matamu kolam, tak jemu aku memancing di sana. Seekor ikan telah masuk bubu rindu (di tepian manakah?).

Alangkah indah pelangi, katamu. Merahnya seperti rona pipi anak kita, jingganya serupa warna tawa. Inikah bahagia? Engkau mengangguk pada langit, cakrawala begitu sigap berganti warna (di kanvas manakah?).

Alangkah masam, katamu. Dusta yang kita sesap diam-diam hingga kepayang. Dan matamu lubuk yang dalam, tak sudah-sudah aku menyelam. Awas tenggelam! kata seekor angsa yang terjebak teratai di kolam (di taman manakah itu gerangan?).

/2/
Alangkah lincah kata-katamu terbang, bagai kupu-kupu ungu terpikat bunga manja:

ikan di taman melayang, kata berenang, kupu-kupu masuk bubu
angsa melukis di rona pipi anak kita, cakrawala tertusuk duri mawar
teratai meniti pelangi


/3/

Alangkah berenang kata-kataku sudah, bagai ikan kembali ke hulu.
Hendak menyusu ke muasal sungai.
Hai, kembalilah! Rupanya tak hendak lagi ia dengar seruanku.
Mungkin karena senja turun dan lonceng tanda pulang telah berbunyi.
Sekolah kehidupan kita pun telah bubar sejak tadi.

Citamiang, 2007

Comments

Popular posts from this blog

BACA PUISI TANGISAN PADANG BERI KEINSAFAN KEPADA MASYARAKAT

Catatan Atas Sajak "Perempuan" Ready Susanto