DI HATIKU KAU BANGUN SEBUAH KOTA

Di hatiku kau rintis setapak jalan,
cinta yang mengembang.
Sejarah berada di gerbang ketika engkau datang.
Kafilah-kafilah pun bersinggahan,
jejak telapak kaki dan roda pedati.
Lalu kau olah hatiku jadi sawah ladang,
kasihmu pun kian mekar.
Bulir-bulir padi seperti intan bagi peradaban.
Hendak kau lupakan perburuan-perburuanmu yang liar
sebelum pagi menjelang.

Di hatiku telah kau tancapkan tiang peradaban,
batu demi batu monumen rasa sayang.
Desa-desa muncul seperti cendawan,
gerimis menyuburkan gairahmu
untuk menetap di hatiku.
Pagi berderap dalam ternak yang kau gembalakan
di padang-padang hijau rumput kesetiaan.

Di hatiku lalu tumbuh bangunan-bangunan tinggi
akarnya menyerap keriangan di seluruh pori-pori.
Hatiku terluka ketika jalan setapak berubah
jadi jalan bebas hambatan.
Kota telah mencuri kasih sayang dari engkau, wahai
tertegunlah dalam sesal di sebuah simpang
kemajuan.

Di hatiku kau bangun sebuah kota.
Di jiwaku pula telah kau ukir luka.

Citamiang, 3 Agustus 2007, 08:23;
Manglayang, 17 Agustus 2007, 10:05

Comments

Popular posts from this blog

BACA PUISI TANGISAN PADANG BERI KEINSAFAN KEPADA MASYARAKAT

Catatan Atas Sajak "Perempuan" Ready Susanto