MITOLOGI LUPA

Telah kutorehkan janjiku di sekujur langit pagi. Karena takut awan membawanya pergi, kusimpan salinannya di dahan-dahan matahari. Maka kupesankan, putarlah genta jam, agar menggaung selalu ruang ingatan di rongga kepalamu.

Tetapi, adik, apa kau kata? Alangkah ringan lupa mengembus, dan semua lenyap bahkan matahari terhapus. Jam cuma berdenting, ingatan hanya menggaung, tak tercatat apa-apa dalam risalah kepala.

Sementara aku di sana duduk, mencoba menemukan catatan matahari. Ke mana gerangan lupa menerbangkannya, padahal awan sebegini biru kanvas, angin sebegini sepoi. Kapal berlayaran, laut begitu tenang, tapi hatiku..

Lalu aku menunggu, berusaha meringkas mitologi janji. Yang kutemukan cuma lupa, lupa, lupa dan lupa. Dan dari lautan matahari engkau melompat, menyobek risalah janji. Apa hendak kau kata, adik? Dengan sukses kau tulis mitologi lupa, dengan hebat kau torehkan mitologi luka.

Manglayang, 17 Agustus 2007, 17:35

Comments

Popular posts from this blog

BACA PUISI TANGISAN PADANG BERI KEINSAFAN KEPADA MASYARAKAT

Catatan Atas Sajak "Perempuan" Ready Susanto