SEUMPAMA PENGEMBARA


Ada yang tak terseberangi dalam hening. Gema yang melompong di lautan hampa. Terayun-ayun ombak yang tenang, gemintang seperti peta yang benderang. Tetapi kapal, engkau tak tahu tujuan. Hendak kau turutkan hati lautan yang gemuruh di kedalaman, tetapi terbuai sudah engkau akan ketenangan permukaan. Hendak kau kabarkan debar jantung samudera yang terdengar hingga ke benua-benua. Tetapi engkau pasir dihalau gelombang, cuma menari seperti garistangan sudah disuratkan.

Ada yang tak terkatakan dalam bening. Desir suara angin di lembah yang melandai. Bulan purnama seperti menggambar jejak para pengembara yang lenyap suaranya. Para petualang, di titik di manakah engkau gerangan? Hendak menapaki jejak suara hujan, tetapi begitu jauh cakrawala hijau di pasir panas yang terbentang. Hendak mencari suara samar, tapi badai gila mengamuk sepanjang zaman.

Ada yang tak terseberangi dalam hening.
Ada yang tak terkatakan dalam bening.


Citamiang, 31 Oktober 2007, 15:30; 16 November 2007, 12:54

Comments

Popular posts from this blog

BACA PUISI TANGISAN PADANG BERI KEINSAFAN KEPADA MASYARAKAT

Catatan Atas Sajak "Perempuan" Ready Susanto