Posts

Showing posts from 2008

SINTA

kupahami pesanmu sudah sepucuk kata cinta “culik lagi aku Kanda!” November 2006-November 2008

DI KOMPAS ONLINE

Image
Beberapa sajakku di Kompas Online . Klik www.kompas.com/read/xml/2008/12/16/19271728/sajak-sajak.ready.susanto

FATHIA

Fathia, Fathia. Apakah lupa: airmata. Dengan apa ibu bangun segenap cinta di reruntuhan rasa percaya. 9 Mei-November 2008

PEREMPATAN CISOKAN SETELAH HUJAN

: belajar sepanjang hayat.. masih sisa air hujan di lensa kacamatanya jatuh menggelingsir seperti airmata menggenang di telaga aspal basah rindu berteduh di selasar kios fotokopi becak-becak berdering lalu menawarinya tumpangan murah ke masa lalu setelah waktu dihamparkan hujan limpas sudah batas sabar ia mungkin pula tinggalkan perempatan menentang nasib lain yang entah sejak kapan disiapkan takdir baginya di kejauhan 19 November 2008; 15:15

SEBUAH RUANG BERSIH DAN TERANG

dan di situkah kita awalnya lorong panjang ruang bersih dan terang, buku-buku yang selalu sama kita suka : di mana Pramoedya? lalu kita entah ke mana menikmati cuma sorot mata, dermaga tempat berlabuh sementara lalu kita ke mana menikmati saat bersama mengulang lagi hal yang fana dan di situkah kita akhirnya lorong lengang ruang bersih dan terang, lagu-lagu yang senantiasa kita cinta : di mana Sinatra? dan di situkah kita? pernahkah kita? dan begitukah awalnya? beginikah akhirnya? 19-22 November 2008

PANGANDARAN REVISITED

: just close your eyes.. mungkin karena petang, pantai, dan tanganmu menjemputku ke sisi laut laut yang cuma suara gelap, dan kita bersisian begitu dekat di bangku kayu tanganmu lekat hatiku pekat lalu malam, dan kita diam seperti laut tak saling berjanji cuma di kedalaman mata aku ingat cinta tak bakal bisa dilupa dan malam, larut dalam gembira kita sepasang remaja betah bicara tak saling meminta hanya pertanda cinta bagai laut malam birunya lenyap disergap kelam lalu siang, pecah dalam riang pantai, ombak yang bersuka petang itu cuma kenangan, kukira tak ada apa-apa kita cuma dua orang bersuka dan kemudian lupa pernah bersama Oktober-November 2008

SOLARIA, KM 57

Nah, beginilah kisahnya: Ruangan bersih dan terang. Mereka di dalamnya berbincang. Perjalanan sebentar, musim berpendar. Di gelap matanya kilat menyambar. Meja-meja ramai, bayangan berlintasan. Cuma mata cahaya bercakap pelan. Mereka tak seharusnya berpetualang. Jauh benar sudah perjalanan. Ah, kenangan yang mengundang. Nah, begitulah akhirnya: Malam datang, mereka tak siap bersimpang jalan. Solaria, kilometer 57 dari Jakarta. Cahaya di mana-mana, tapi matanya keruh-kelam. Duhai, ingatan yang berkesan. Bukankah ini semata impian? 9 Oktober-November 2008

AYU DAN NIRWAN SABET KHATULISTIWA AWARD 2008

Image
Jum'at, 14 November 2008 | 21:19 WIB TEMPO Interaktif, Jakarta: Khatulistiwa Literary Award 2008 kembali dimenangkan oleh muka-muka lama. Untuk kategori prosa Ayu Utami memenangkan penghargaan ini. Adapun untuk kategori puisi Nirwan Dewanto menyabet penghargaan ini. Dalam acara yang digelar Kamis (14/11) malam di Plaza Senayan Jakarta, untuk kategori prosa, Ayu menang lewat karyanya Bilangan Fu . Ayu mengalahkan empat nominasi lain, seperti Kaca Piring karya Danarto, Glonggong karya Junaedi Setiyono, Hubbu karya Mashuri, dan Rahasia Meede karya E.S Ito. Sedangkan untuk kategori Puisi, para juri pun menjatuhkan penghargaan pada karya puisi sastrawan Nirwan Dewanto lewat buku berjudul Jantung Lebah Ratu . Nirwan menyisihkan empat nomonasi lain, diantaranya : Pandora karya Oka Rusmini, Teman-temanku Dari Atap Bahasa garapan Afrizal Malna, Orgasmaya karya Hasan Aspahani, dan Sajak-sajak Menjelang Tidur karya Wendoko. Sayang, malam itu, penghargaan tak langsung diterima oleh Ayu

SHORLIST KHATULISTIWA LITERARY AWARD 2008

Berikut ini adalah daftar judul yang lolos seleksi Tahap 2 Khatulistiwa Literary Award 2008 (disusun secara acak sehingga tak mencerminkan peringkat: PROSA Hubbu Mashuri Gramedia Pustaka Utama, Agustus 2007 Rahasia Meede E. S. Ito Hikmah, Oktober 2007 Bilangan Fu Ayu Utami Kepustakaan Populer Gramedia, Juni 2008 Kacapiring Danarto Banana, Juni 2008 Glonggong Junaedi Setiyono Serambi, Juli 2007 PUISI Teman-Temanku dari Atap Bahasa Afrizal Malna Lafadl, Februari 2008 Pandora Oka Rusmini Grasindo, Mei 2008 Sajak-sajak Menjelang Tidur Wendoko Banana, Mei 2008 Jantung Lebah Ratu Nirwan Dewanto Gramedia Pustaka Utama, April 2008 Orgasmaya Hasan Aspahani Yayasan Sagang, Desember 2007 Malam Penganugerahan akan diadakan pada tanggal 13 November 2008 di Atrium Plaza Senayan.

PAKCIK, INEZ, DAN DEDY BERSEPATU DALAM HUJAN

Image
Atas kebaikan Pakcik Ahmad, Inez Dikara, dan Dedy T. Riyadi, akhirnya saya dapatkan juga kumpulan sajak Sepasang Sepatu Sendiri dalam Hujan via Inez Dikara. Ini dia kovernya. Yang berminat bisa menghubungi penerbitnya di Yogyakarta melalui email carangbook@yahoo.com.

SAHUR KE-21

— Hit Suara sayup dari masjid Tengah malam lewat Langkah kaki Undakan tangga Percakapan yang samar Betapa berat kantuk Sebegini dangkal cinta Cuma sedalam ini kita bisa setia Hari ke-21 Sabar dan lelah Engkau mendaki Tangga-tangga Makanan dingin Sepi berkuasa di kampung kita Suara di masjid terbata-terbata Subuh sudah tiba Lebih baik terjaga Lebih baik berjaga 22 September 2008

LONG LIST KHATULISTIWA LITERARY AWARD 2008

Berikut ini adalah daftar judul yang lolos seleksi Tahap 1 Khatulistiwa Literary Award 2008 (disusun secara acak sehingga tak mencerminkan peringkat): PROSA Kacapiring Danarto Banana, Juni 2008 Glonggong Junaedi Setiyono Serambi, Juli 2007 Peri Kecil di Sungai Nipah Dyah Merta Penerbit Koekoesan, September 2007 Bilangan Fu Ayu Utami Kepustakaan Populer Gramedia, Juni 2008 Sang Musafir Mohamad Sobary Gramedia Pustaka Utama, Agustus 2007 Hubbu Mashuri Gramedia Pustaka Utama, Agustus 2007 Lelakon Lan Fang Gramedia Pustaka Utama, September 2007 Rahasia Meede E. S. Ito Hikmah, Oktober 2007 Bukavu Helvy Tiana Rosa Lingkar Pena, April 2008 Blakanis Arswendo Atmowiloto Gramedia Pustaka Utama, Juni 2008 PUISI Otobiografi Saut Situmorang Sic, November 2007 Pandora Oka Rusmini Grasindo, Mei 2008 Teman-Temanku Dari Atap Bahasa Afrizal Malna Lafadl, Februari 2008 Atau Ngit Cari Agar Sutardji Calzoum Bachri Yayasan Panggung Melayu, Juni 2008 Aku Hendak Pindah Rumah M. Aan Mansyur Nala Cipta Litera,

TAMU BERSAHAJA #002: EUGENIA

MATAHARIKU Karya Eugenia Matahariku, kau terbit di pagi hari. Kau ada di siang hari Dan malam kau pulang ke rumahmu dan berganti bulan. Kau begitu cantik, kau begitu indah bagiku. O... matahariku Andai kubisa meraihmu dan kubawa pulang. Kau sangat terang, kau sangat panas Sampai ku berkeringat. Sinarmu begitu terang dan indah Aku ingin sekali membawamu pulang untuk menerangiku. Kau indah, kau cantik, kau panas. O... matahariku, Kau bulat seperti bola Kau panas seperti kompor. Aku ingin meraihmu O... matahariku, Kau sangat-sangat cantik sekali.

MEJA NO. 25

Jalan. Menunggu. Hujan. Kau ingat sesuatu yang kau tinggalkan. Meja itu, nomor 25. Semua berantakan, sepasukan gajah telah datang. Di teras suara air terjun. Ada yang memesan teh panas, seribu limaratus rupiah satu gelas. Bangku ini, musim kini. Atau, musim lalu? Sesuatukah kau tinggalkan di meja. Pertanda. Atau, remah untuk kuikuti? Berlomba dengan burung waktu, kau menabur serbuk mimpi. Di teras orang menyanyi. Ada yang datang, seperti kau kenali, tapi lalu ia pergi. Bangku ini, hari ini. Selalu saja takut kau datangi. Kau ingat sesuatu pernah kau telantarkan di sini. Matahari yang sama, gerimis yang itu-itu juga. Kau tinggalkan, lalu sekejap itu pula kau rindukan. Bangku. Menunggu. Hujan. Baiklah kita menepi, agar tak basah nanti. Ini kali: kedua, ketiga, kelima? Kita berpindah dari musim ke musim. Dari bangku ke bangku. Meja nomor berapa? Kita cuma kanak-kanak yang enggan tinggalkan medan permainan. Di teras suara angin. Musim apa ini? Hujan apa? Ah, kau yang pelupa. Kita datang p

CETAK ULANG SURAT-SURAT DARI KOTA

Image
Kumpulan sajak Surat-Surat dari Kota cetak ulang. Ada perubahan sedikit-sedikit pada bagian dalam, tambahan komentar di bagian belakang. Yang berubah kovernya, ganti total dengan foto Sungai Musi karya Mushaful Imam, fotografer Seputar Indonesia Palembang (www.mushafulimam.blogspot.com).

TAMU BERSAHAJA #001: MENOEL

KETIKA Menoel (1) ketika kata lenyap aku ada meski diam, tetap kepadamu hatiku menatap ke matamu pandangku mengendap (2) hatimu mungkin tak lagi kertap aku bertahan meski dengan rasa yang lindap (29 Juli 2008, 22:35)

AMEILIA, 3

/Ruang/ ruang yang tiba-tiba kosong tinggallah bau asap batubara gerimis di atap gemeretak satu-satu seperti dedaun luruh karena angin waktu ruang yang tiba-tiba hilang meninggalkanku sementara dalam percakapan mengambang di meja kudengar kepak sayap kupu-kupu di semesta sebelah badai runtuh di semesta kita Bengawan, 27 Juni 2008; 13:30

AMEILIA, 2

/Waktu/ waktu yang kukirim seminggu lalu telah tiba saat senja, kurir mengantarnya sebungkus kado dengan ucapan: denting dari masa yang mana yang ingin benar kau dengar? sudahkah kau putar, waktu dalam delapan belas denting gitar selamat datang matahari alangkah senang, betapa riang waktu, telah kukirim untukmu betapa senang jika kau suka Gramedia, 7 Juni 2008; 16:54

FREEDOM POETRY MATHORI A ELWA

Image
Mathori A Elwa buka "warung". Kunjungi di www.mathorisliterature.blogspot.com

KINTARA

Image
biduk pergi mengincar matahari kunang-kunang menari di danau belum sempat kau namai angin puyuh menerbangkan sapi di dongeng kecil belum sempat kau tandai Manglayang, 3 Mei 2008; 18:56

AMEILIA, 1

selalu membayang kursi kosong di stasiun subuh hari aku duduk sebentar di situ terkelabui kenangan selalu menjelang sisi kosong di hatimu subuh berlari tertipu mimpi Citamiang, 9 Mei 2008; 11:07

A HALF OF BRIDGE NURDIAN ICHSAN

Image

JULIA, 2

Image
di bangku taman ia membaca kulit belakangmu dan kau menyunting serumpun halaman persembahan untuknya, Julia alangkah memukau engkau setelah pandang pertama lembaran koreksi demi koreksi yang tak kunjung sempurna di rahimmu telah berkecambah tinta merah, Julia ia menulisnya agar kau tak lupa cintanya mesti kau rujuk-silang di daftar pustaka Citamiang, 10 April 2008; 15:32

JULIA, 1

tertegun di pintu gagal ucapkan sesuatu engkau cuma gadis minta jejaka mencinta, tetapi terlalu dalam agaknya ngarai, Julia di matanya, dan ia sembunyikan rasa asam di uluhati terkerat lukanya, hingga jadi nganga, Julia Citamiang, 10 April 2008; 14:51

DARI MISTIKUS HINGGA POLITIKUS

Image
Judul buku: Ensiklopedi Tokoh-Tokoh Wanita (Dari Mistikus hingga Politikus) Penulis: Ready Susanto Penerbit: Nuansa, Bandung, April 2008 Tebal: 544 halaman Harga: Rp 90.000,- Dapatkan segera di toko-toko buku atau pesan ke Penerbit Nuansa Cendekia Telp. 022-70043838, 70775264; Telefax 022-7834013 E-mail: ynuansa@yahoo.co.id SMS 0818638038

MENJADI FANA

Aku menjadi fana , katamu. Dan engkau menangis, teringat mati, suatu pagi. Tapi bukankah baru kemarin kita abadi? Aku tertawa, ingat saja senyummu bersahaja, yang kubilang pasti akan tahan lama. Tidak, kakak. Aku menjadi tua. Di cermin itu sia-sia engkau mengingat, wajah ini yang terlupa. Benar begitukah? Di cerminku, ingin aku menjadi muda, kerut-merut usia lenyap selalu disapu tawa. Tetapi, Tidak, kakak. Tawamu itu pun telah menjadi fana. Ingin sekali aku tertawa, tertawa, tertawa. Tetapi airmatakah, airmata? Aku pun, adik, kataku, menjadi fana. Kita menangis, teringat mati, pagi-pagi sekali. Citamiang, 13 Maret 2008; 10:27

OPERA MALAM SONI

Image
Judul: Opera Malam (Sajak-Sajak 2004-2007) Pengarang: Soni Farid Maulana Penerbit: Kiblat Buku Utama, Bandung, April 2008 Harga: Rp 20.000,-

MATHORI A ELWA SINGGAH

Image
Judul: Aku Pernah Singgah di Kotamu: Tiga Kumpulan Sajak Pengarang: Mathori A Elwa Penerbit: Kiblat Buku Utama, Bandung, April 2008 Harga: Rp 17.500,-

WAWANCARA OOK NUGROHO DENGAN NIRWAN DEWANTO

Image
Sambil menunggu kumpulan sajak Nirwan Dewanto terbit, ikuti wawancara Ook Nugroho dengan Nirwan di blog www.ooknugroho.blogspot.com. Ini cuma cuplikan tanya-jawab paling awal, sisanya lebih afdol diikuti di blog Mas Ook: Kumpulan puisi pertama anda akhirnya bakal terbit, tapi mengapa baru sekarang? Mengapa begitu lama? Apa yang membuat seorang Nirwan Dewanto bisa begitu bersabar menunggu selama itu? Sesungguhnya saya tidaklah pernah merasa “bersabar menunggu selama itu”. Bahkan saya merasa tidak menunggu sama sekali. Barangkali karena saya tidak pernah bertegang-tegang dengan dunia sastra, misalnya saja mencari posisi atau pengaruh. Menulis buat saya adalah semacam laku mendisiplinkan diri. Jika saya menulis, saya sering merasa karya saya adalah karya dalam proses, seakan proyek seumur hidup. Tapi ini tidak realistis, bukan? Banyak tulisan saya yang tersimpan dalam laci. Kadang-kadang saja saya menengoknya dan berpikir bahwa beberapa di antaranya layak terbit. Namun, saya juga terlalu

AAN HENDAK PINDAH RUMAH

Image
Judul: Aku Hendak Pindah Rumah Pengarang: M. Aan Mansyur Penerbit: Nala Cipta Litera, 2008. Selengkapnya lihat di blog Aan www.pecandubuku.blogspot.com

BANDARA CHANGI, SINGAPURA

— bersama Rini, Lilis… Seperti semangkuk laksa Singapura, hidup cuma transit. Di selembar peta, dari kota ke kota. Orang-orang duduk di depanmu, dengan secangkir teh hangat, dengan ingatan yang tercekat. Apa artinya menunggu? Lima, tujuh jam bersama suara, “Pesawat nomor penerbangan anu, tujuan anu, di gerbang anu.” Lalu, kita bergegas menenteng tas, membaca tanda di gerbang anu, pesawat anu, tujuan anu. Aduhai, akhirnya kau tahu, semua cuma perjalanan dari rindu ke rindu. Seperti semangkuk kacanghijau di kedai kecil itu, hidup cuma sesingkat gerimis. Di lembaran sejarah, dari peristiwa ke peristiwa. Orang-orang bercakap di sekitarmu, dengan segelas kopi susu, dengan kenangan yang ungu. Apa artinya bersama? Lima, enam jam di sana, lalu: “Sudah terlampau malamkah semua?” Dan kita menerobos hujan, mencoba setia pada kenyataan. Aduhai, akhirnya aku tahu, semua cuma persinggahan dari ragu ke ragu. Duduk di sini: semangkuk laksa Singapura dan secangkir teh yang mulai hilang hangatnya. Engka

PROMENADE, CIHAMPELAS

— bersama Rini, Lilis… lewatlah sehari sudah kisah-kisah yang bersimpang negeri-negeri yang jauh di seberang masa yang jauh dikenang sekejap ingatan di sofa “aku ingat rambutmu” “aku ingat ransel jelekmu :-)” “kamu ingatkah?” “aku? entahlah” tuntas semua hidangan : obrolan, kenangan kita pergi lagi menemuinya yang duduk menunggu terkantuk-kantuk waktu keberangkatan akan datang sebentar lagi pukul empat petang lewatlah semalam ketika hujan renyai tak henti-henti juga sudah terlampau larut untuk cakap apa-apa untuk dapat ‘ngerti perasaan apa 28 Februari 2008; 16:32

MITOLOGI GERIMIS

surat-surat yang terkasih kau simpan selalu dalam peti terkunci lantaran takut waktu menyelinap mencurinya pergi tapi suatu pagi anginlah (yang kau kira setia) diam-diam membawanya Pandora, Pandora saat gerimis pun tiba surat-suratku beserpihan malapetaka bukan lagi rahasia Manglayang, 17-22 Februari 2008

MITOLOGI ULAR

sesuatu yang tak sepenuhnya kutahu jatuh dari pohon waktu ularkah itu? desis yang menjulur jauh dalam tidurku menggelingsir dalam taman sunyi begitu pagi itu, aku menyeduh puisi untukmu Manglayang, 17 Februari 2008; 17:13

SAJAK-SAJAK DI JURNAL NASIONAL

Image
Minggu, 10 Februari 2008, 7 sajakku dimuat di Harian Umum Jurnal Nasional , Jakarta. Ini dia judul sajak-sajaknya: 1. "Sepi Berdenting" (2007) 2. "Tentang Karib" (2006) 3. "Sepucuk Pesan Putih" (2006) 3. "Gadis dalam Mimpi" (2007) 4. "Rindu" (2006) 5. "Tentang Bahagia" (2006) 6. "Apa Kabar Burung Camar" (2007)

ANUGERAH SASTRA PENA KENCANA

Image
Anugerah Sastra Pena Kencana merupakan anugerah untuk Puisi dan Cerita Pendek Indonesia Terbaik, dipersembahkan oleh PT Kharisma Pena Kencana. Setiap tahun, akan dipilih 100 Puisi Indonesia Terbaik dan 20 Cerita Pendek Indonesia Terbaik, yang kemudian akan diterbitkan dalam bentu buku oleh Gramedia Pustaka Utama. Puisi-puisi dan cerita pendek-cerita pendek tersebut, dipilih dari 12 surat kabar yang terbit secara nasional maupun lokal dalam kurun waktu satu tahun penuh (1 November-31 Oktober). Pemilihan ini dilakukan oleh Dewan Juri yang memiliki kapabilitas di bidangnya. Setelah buku 100 Puisi Indonesia Terbaik dan 20 Cerita Pendek Indonesia terbaik diterbitkan (akan terbit setiap tahun pada pertengahan Februari), pembaca umum kemudian akan memilih satu puisi dan satu cerita pendek sebagai Puisi Indonesia Terbaik dan Cerita Pendek Indonesia Terbaik. Dalam daftar 100 Puisi Indonesia Terbaik 2008 itu ada tetangga-tetangga kita Joko Pinurbo, Hasan Aspahani, M. Aan Mansyur, Ook Nugroho..

SEJUMLAH PERTEMUAN, SEGERBANG INGATAN

Image
will you still meet me will you still fit me when I’m sixty four (“When I’m Sixty Four”, The Beatles) Pertemuan pertama, petang, 1984. Rumah sakit, semua terdiam, engkau disengat demam. Memegang tanganmu, panasnya menjalar. Ranjang besi, seprai pucat pasi. Pertemuan ketiga, siang, 1987. Rumah kos yang panjang, gadis-gadis cekikikan, aku mengetuk segan. Silau menyilet mataku dari kanan. Engkau duduki tepi ranjang, singgahlah, isyaratmu demikian. Aku tercekik, ruang ini sempit! Ranjang, seprainya terlalu rapi, tak baik bila dikusutkan. Pertemuan kesembilan, petang, 1989 (?). Engkau duduk di tepi ranjang, cahaya jendela dari kanan, rasanya dekat benar kelam akan datang. Aku terkenang senja yang linang: kamar kontrakan, gelap yang datang perlahan. Waktu bagai mambang, dari sanakah datangnya kesedihan? Bukan, bukan kesedihan. Cuma bimbang, jalan sulit cinta yang rumit. Engkau kemasi kamar yang luas. Ranjang yang lebar, seprainya gambar bunga putih, tak elok bila dikotori. Pertemuan kese

SAJAK LUCU

sang penyair muda lagi berburu sajak lucu sampai larut begini tak ada yang masuk bubu ia tanya penyair guru “ke mana itu gerangan si lucu, guru?” guru berkata “anakku, jangan gila dong yang lucu tak bisa lagi diburu sedangkan Basuki saja mati iseng sendiri” 21 Januari 2008; 16:39:14

MENARA KUDUS

Image
bulan yang samakah menuntunmu ke jalan sepi menguduskan cinta membangun tangga-tangga kepada rindu bulan yang samakah (bukan lampu kota yang terlampau silau cahayanya) membimbingmu ke sana ke jalan langit cahaya sebenarnya Kudus, 25 November 2007—Bandung, 23 Januari 2008; 08:24

GUS, ACEP, DAN FARIDA PENULIS TERBAIK

Sabtu, 19 januari 2008 | 01:36 WIB JAKARTA, KOMPAS - Tiga penulis terbaik di bidang sastra, Gus tf Sakai, Acep Zamzam Noer, dan Farida Susanty, Jumat (18/1) malam di Atrium Plaza Senayan, Jakarta, dinyatakan sebagai pemenang dan meraih Penghargaan Sastra Khatulistiwa 2007-2008 masing-masing untuk kategori prosa, puisi, dan penulis muda berbakat. ”Sudah tujuh tahun Khatulistiwa Literary Award (Penghargaan Sastra Khatulistiwa) membuka jalan bagi terciptanya landasan susastra yang kokoh. Dan pencapaian hari ini merupakan sebuah ikon kesusastraan yang mempresentasikan keunggulan Indonesia dalam bidang sastra. Penghargaan ini digagas untuk membantu bagaimana penulis terus menulis,” kata Richard Oh, salah seorang penggagas Penghargaan Sastra Khatulistiwa. Gus tf Sakai (42) menang melalui buku Perantau (penerbit Gramedia Pustaka Utama), menyisihkan empat finalis lainnya, yakni Andrea Hirata dengan karya Edensor , Cok Sawitri (Janda dari Jirah), Seno Gumira Ajidarma ( Linguae), dan Dianing Wi

DEKAT SUBUH

di punca segala cinta di relung segala murung di remang segala bimbang aku datang, aku datang Manglayang, 7 Januari 2008; 05:02

KOMENTAR PUITIKA.NET ATAS "SEPUCUK PESAN UNGU"

Image
Sepucuk Pesan Ungu — Editor 1 21.12.2007 Sepucuk Pesan Ungu adalah rindu yang mendayu-dayu lelaki pada kekasihnya. Sedemikian rindu sehingga tidak menyisakan ruang lain selain cinta, kau, dan aku. Kisah kasih yang sendu, harapan-harapan yang tumbuh silih berganti meresap di setiap puisi yang tertulis. Kumpulan Puisi ini ditulis oleh Ready Susanto, penyair kelahiran 40 tahun silam di Palembang (yang tentunya tidak lagi muda), mungkin tidak menawarkan sesuatu yang baru tetapi tetap pantas jika anda ingin menikmati kembali puisi percintaan yang lembut dan bernuansa ungu. Sepucuk Pesan Ungu Dua Kumpulan Sajak Ready Susanto Penerbit Semenanjung, Bandung 80 Halaman 3 Puisi dari Antologi Puisi "Sepucuk Pesan Ungu" Profil Penyair Ready Susanto kelahiran Palembang, 25 Desember 1967. Lulus dari Departemen Jurnalistik Fikom Universitas Padjadjaran pada 1992. Bekerja sebagai editor di beberapa penerbit di Jakarta dan Bandung sejak 1993. Menulis karya fiksi dan nonfiksi di pelbagai media